Tittle: Just One Day
Author: @Risti_Lee
Genre: Tentukan sendiri nde :)
Rate: PG-13
Length: One shoot
Cast:
*Baekhyun EXO-K as Park Chun Yoo
*Kim Taehyung/V BTS Park Chan Yoo
And other cast.
___
Pov: Park Chun Yoo
semilir angin sejuk membuat suasana di pinggir kolam ini terasa sepi
tiada orang yang ada di kolam ini selain aku, aku selalu ke sini jika pikiranku
sedang tak karuan. nde, berarti sekarang ada yang menganggu pikiranku bukan.
aku sedang dilanda masalah keluarga, bagaimana bisa mereka atau orang tuaku
lebih mementingkan adikku daripada aku, semenjak Chan Yoo-ah pulang dari Amerika
sekarang semua perhatian mereka hanya tertuju kepadanya.
orang bilang kami ini kembar, tapi sayangnya bagiku kami tidak kembar.
dia bukan seperti adikku tapi ia seperti seseorang yang mengacau hidupku.
dia begitu menjengkelkan, kalau bisa mengulang waktu. aku tidak akan pernah
memilih dia menjadi kembaranku.
waktu mulai berjalan, aku melihat jam yang ada di pergelangan tangan kiriku.
pukul 4 tepat! OMO! aku bisa dimarahi Eomma lagi kalau seperti ini.
****
betul dugaanku, baru saja sampai di rumah aku sudah harus mendengar ceramah panjang
yang keluar dari mulut eommaku. Huh! aku terpaksa menjadi anak polos didepanya.
"Chun Yoo, kau pulang terlalu sore! kemana saja kau ini. seharusnya kau bersama
dengan adikmu Chan Yoo"oceh Eommaku sambil bercacak pinggang.
"nde, Eomma"ucapku menunduk.
"kenapa dia Eomma? buat onar lagi?"ucap Chan Yoo yang tiba-tiba datang.
"nde, hyungmu ini. dia selalu membuat onar. eomma menyesal telah melahirkannya"
ucap Eommaku.
aku tersentak ketika mendengar kata-kata itu keluar dari mulut eommaku.
menyesal?! kenapa Eomma bisa-bisa nya mengucapkan itu. sebelumnya dia selalu
memujiku. sekarang aku benar-benar benci denganmu Chan Yoo-ah bahkan aku sekarang
tidak akan menghormatimu dengan panggilan itu lagi.
"hehehe. ayo Hyung, kita pergi ke kamar"ucap Chan Yoo menarik tanganku.
"eh.."ucapku terkejut.
dia menarik tanganku, dia berlari ke kamar. aku hanya berusaha terus menyamai
langkah kakinya.
ketika sampai dikamar betapa terkejutnya aku ketika melihat semua isi kamarku
berubah menjadi bewarna coklat. warna yang sangat kubenci.
"bagaimana, Hyung suka kan?"ucapnya seolah meledekku.
aku menatap matanya tajam "kau tau kan, aku benci dengan warna coklat.
apa kau tidak mengerti itu!".
"minhae Hyung. kukira kau akan suka, kukira selama 5 tahun ini hyung sudah
tidak benci lagi dengan warna coklat"ucapnya menunduk.
aku sama sekali tidak bisa memukul ataupun memarahinya. setiap aku ingin
memarahinya pasti aku seperti melihat diriku sendiri yang kumarahi.
itulah mengapa mempunyai kembaran itu tidak enak.
"nde... sekarang aku maafkan. kau tidurlah di kamar ini aku akan tidur di kamar tamu".ucapku
meninggalkan kamarku.
****
sorot cahaya matahari menerawang masuk ke dalam kamar tamu yang sekarang mungkin
menjadi kamarku itu. tidak ada pendingin ruangan disana membuatku tidak nyenyak
semalam. kulihat wajahku di kaca dekat kasur. terdapat bulatan hitam dimataku
tandanya aku benar-benar susah untuk tidur semalam.
"Chun Yoo-ya, apakah kau sudah bangun"ucap seseorang yang tak lain adalah
Chan Yoo-ah.
"sudah... memangnya ada apa?".
"cepat keluar aku akan tunjukan sesuatu".
sebenarnya aku enggan untuk bertemu dengannya. entah mengapa aku
mau saja disuruhnya keluar.
"ada apa?"ucapku setelah membuka pintu.
"ini, aku akan mengajakmu jalan-jalan"ucap Chan Yoo sambil menunjukan kunci mobil
dihadapanku.
"kenapa Appa dan Eomma mengizinkan? kau kan..".
"nde, aku belum punya sim kan? tenang saja Hyung aku akan membawa SIM milik appa".
"tapi apakah kau bisa dipercaya?".
"Hyung selalu seperti itu. hyung tidak percaya bahwa aku bisa mengendarai mobil itu
huh! itu mah semuda membalikkan telapak tangan"ucap Chan Yoo sambil mempraktikan.
"arasseo! kita berangkat".
*****
kami berdua sudah masuk ke dalam mobil sport milik Appaku, Chan Yoo-ah
seperti sudah sangat mahir dalam mengemudi. sebenarnya aku sedikit takjub
akan keahlian Adikku ini dalam hal mengemudi.
"Hyung... memangnya Hyung libur berapa hari?"ucap Chan Yoo sambil menyetir.
"3 minggu, kalau kau ada di sini mungkin aku malah ingin libur 1 hari saja".
"oh ne, kalau begitu silahkan bilang ke kepala sekolahnya"ucap Chan yoo.
"huh! kau seperti tidak mengerti aku saja".
Aku memang libur selama 3 minggu tapi kalau harus berada dekat denga Chan yoo-ah
sih mending aku libur 1 hari aja. semalam dia mengacak-acak kamarku. sekarang
apa? nanti bisa-bisa dia mengacak-acak yang lainnya. dia seperti dewa penghancur.
"kita berhenti disini. tidak salah"ucapku ketika melihat Chan Yoo-ah memberhentikan
mobilnya didepan kolam yang sering kudatangi.
"nde.. benar, ini tempat yang sangat cocok untuk menjernihkan pikiran bukan?"ucapnya
lalu membuka pintu mobil.
Aku masih menatapnya heran, kenapa bisa selerah Chan Yoo-ah sama denganku. tempat sepi
tapi indah. OMO! apa mungkin dia punya kemampuan menerawang kali ya.
kami berdua duduk berdampingan di tepi kolam itu, ku lihat dia memejamkan matanya
dan menghirup udara segar yang bertebaran di sini.
"kau, sering ke sini"tanyaku.
"annio, ini pertama kali. sejak aku datang ke sini. secara tidak sengaja aku melihat
kolam ini. dan begitu saja aku langsung suka dengan kolam ini"ucapnya tersenyum padaku.
aku terkejut melihat senyuman itu. sudah 5 tahun lamanya aku tidak melihat senyuman itu
rasanya aku ingin terus melihat senyuman itu, selalu melihatnya.
"oh, ya sudah. hehehe. ngomong-ngomong kok kita bisa akur ya?"ucapku sambil menggaruk leher.
"aku saja tidak tau, tapi bukankah dulu kita memang akur. hanya karena perpisahan itu saja
hyung menjadi seperti orang yang baru kenal denganku".
pikiranku beberapa kali sulit untuk mencerna kata-kata yang terucap dari mulutnya.
itu seperti mengingatkanku akan sesuatu, tapi apa? aku lupa.
"oh nde... baiklah kalau begitu. sekarang kita harus janji. untuk jadi saudara kembar yang
akur"ucapku menunjukan jari kelingkingku dihadapannya.
Dia menyambut jari kelingkingku dengan jari kelingkingnya kami berdua saling mengaitkan
jari kami.
"janji"ucapnya tersenyum.
****
cahaya lampu malam yang menerangi setiap jalanan menemani laju mobil kami.
sudah pukul 7 tepat kami belum pulang. Chan Yoo-ah mengajakku ke tempat-tempat
yang dulu menjadi tempat favorit kami sekeluarga untuk rekreasi.
dia terlihat senang, di sepanjang jalan aku terus melihat senyuman di bibirnya.
ketika melihat ia bahagia aku merasa bahwa diriku yang bahagia.
"Chan Yoo-ah kau mau minum"ucapku menyodorkan air mineral kepadanya.
"annio Hyung... aku sedang menyetir sekarang"ucapnya masih fokus menyetir.
"oh, ne. Mian"ucapku tersenyum kepadanya.
tak berselang lama kami sampai di depan rumah kami. Eomma dan Appaku
menunggu di depan rumah sambil berdekatan seperti pasangan yang baru menikah.
Chan Yoo-ah langsung menge-rem mobilnya. dan aku langsung turun dan berlari ke arah
Appa dan Eommaku Chan yoo-ah menyusul di belakangku.
"nah, seperti ini seharusnya kalian akur, seharusnya dari kemarin-kemarin
kalian juga seperti ini"ucap Eommaku.
"nde, benar kata eommamu"ucap Appaku turut berkomentar.
"nde Eomma, sekarang aku sudah akur denganya bukan"ucapku langsung merangkul bahu Chan Yoo-ah
yang berdiri di sampingku.
"nde, Hyung"ucap Chan Yoo tersenyum kepadaku.
kami sekeluarga masuk kedalam rumah dan masuk kekamar masing-masing.
Chan Yoo-ah sekarang masuk kekamarku, aku masuk kekamar tamu lagi.
ini sungguh menyiksa sebenarnya, tanpa pendingin ruangan aku benar-benar
tidak bisa tidur. tapi aku harus mengalah untuk Adikku.
****
pagi ini sunggu cerah, hari ini aku akan jalan-jalan lagi bersama Chan Yoo-ah.
dengan senangnya aku meloncat dari kasur dan membuka jendela kamaraku, aku terkejut
ketika melihat mobil ambulance terpakir di depan rumahku.
"Aigo! siapa yang sakit"ucapku lalu berlari ke luar kamar.
aku terkejut ketika melihat Eommaku menangis di rangkulan appaku.
dan aku juga terkejut ketika Chan Yoo di bawa menggunakan Tandu menuju ke mobil.
"eomma, appa. ada apa ini?"ucapku keheranan.
"Chun Yoo. Eomma sudah menduga hal ini"ucap Eommaku langsung memeluk tubuhku.
"memangnya apa yang terjadi pada Chan Yoo-ah".
"sebenarnya, kalian memang kembar tapi Chan yoo punya kelaian Jantung hal itu
membuat kami sedih. setelah kalian berumur 12 tahun Appa dan Eomma sengaja memisahkan
kalian agar kau tidak terlalu terpuruk menerima kenyataan. sekarang usia kalian 17 tahun.
Eomma dan Appa sungguh bersyukur karena masih melihat adikmu Chan Yoo. dia kami ajak
pulang ke sini karena dokter bilang usianya tidak lama lagi, kami ingin kau bisa
menghabiskan waktumu bersamanya dan menemani dia sebelum ajalnya datang. itulah
mengapa Appa dan Eomma lebih memperhatikan dia dibanding kamu saat ini"jelas Appaku.
"jadi... semua ini"ucapku berhenti bicara.
"kenapa Appa dan Eomma tidak memberitahukan hal ini!" ucapku melepaskan pelukan
Eommaku.
"jangan seperti itu Chun Yoo, ini memang kesalahan kami"ucap Eommaku menunduk.
aku mulai tak bisa menahan bendungan air mata, aku langsung memeluk erat tubuh Eommaku
dan membiarkan ia menangis dipelukanku. aku tak menyangka hal ini terjadi padaku.
aku hanya bisa melihat Chan Yoo dari kejauhan, dia sudah tenang sekarang.
tanpa ada urusan duniawi lagi, hanya tinggal urusannya di akhirat.
aku masih bisa merasakan kaitan jari kelingkingnya yang mengait di kelingkingku
senyumannya yang lekat di pikiranku. aku sungguh bodoh sekali, seandainya aku
tau dari awal aku tidak akan bertengkar denganya. sungguh sekarang aku ingin
membalikan waktu dan berharap dia masih bersamaku dan tetap menjadi kembaranku.
*****
hari pemakaman Chan Yoo-ah telah tiba. aku masih tidak percaya dia pergi.
aku sungguh masih tidak percaya kalimat terakhir darinya adalah 'nde, hyung'
suara Chan Yoo-ah masih menggema di kepalaku.
satu persatu orang yang datang di pemakaman itu meninggalkan pusaran Chan Yoo-ah.
"ayo, Chun Yoo. kita biarkan Chan Yoo beristirahat dengan tenang"ucap Eommaku menarik tanganku.
"nde.. eomma"ucapku mengikuti langkah kaki kedua orang tuaku.
sesampainya di rumah aku memberanikan diri untuk masuk kedalam kamarku, walaupun
sebenarnya aku agak phobia dengan warna coklat. tapi ini demi Chan Yoo-ah.
aku melihat selembaran kertas diatas meja belajarku. dan aku membuka setiap lepitan
kertas itu dan membacanya.
"untuk Hyung Park Chun Yoo.
ini aku adikmu Chan yoo, aku nakal? nyebelin? itu semua pasti sekarang
yang ada dipikiranmu bukan?
nde, pikirkanlah tentang aku semaumu Hyung.
Hyung, maafkan kami telah merahasiakan ini darimu. sungguh ini
bukan maksud kami, dan jangan kau membenci Appa, Eomma dan aku sendiri.
Hyung, aku sangat menyayangimu sejak kita berpisah. aku selalu ingin
melihatmu. tapi Eomma selalu bilang bahwa untuk melihatmu aku harus
berkaca. sebagaimana wajah kita mirip bukan?
Hyung, aku selalu ingin bersama denganmu. melihatmu mulai jatuh cinta
pada seorang gadis dan melihatmu melamarnya, aku ingin lihat semua itu.
Hyung, aku selalu ingin melihat senyumu. dan saat kau tersenyum aku
merasa bahwa aku ini bukan orang yang penyakitan.
Hyung, kau jangan bersedih. jika kau rindu aku, lihatlah ke kaca.
kau adalah aku dan aku adalah kau. kita sama, kita kembar.
tapi semoga nasib kita tidak sama"
aku membaca surat kecil itu, surat terakhir yang ditulis Chan Yoo
untukku. tulisan bergetar tandanya ia sedang menahan sakit ketika
menulis surat ini. bulir-bulir air mataku mulai keluar dan membuat
titik air di kertas itu. aku langsung mencampakan diriku dikasur.
"Chan Yoo-ah. aku akan merindukanmu selalu. dan akan kuingat 1 hari
bersama mu kemarin malam. dan aku akan selalu mengingat bahwa kau adalah aku dan
aku adalah kau Chan Yoo"ucapku sambil menatap langit-langit kamar.
~~~~END~~~
Gomawo For Reading Chingudeul :)
Don't Forget to Leave a comment




.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
